A. Judul
Gerakan
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia
B.
Latar
Belakang Masalah
Di era Demokrasi saat ini dimana semua unsur dalam masyarakat memiliki kebebasan dalam menyatakan pendapat atau berbicara. Kebebasan dalam berbicara atau menyatakan pendapat ini kemudian yang melatar belakangi maraknya aksi-aksi demostrasi yang terjadi dindonesia, dimana aksi-aksi ini disebabkan oleh ketidak puasan masyarakat terhadap pemerintahan baik itu masalah kebijakan, kinerja dan lain sebagainya.
Di era Demokrasi saat ini dimana semua unsur dalam masyarakat memiliki kebebasan dalam menyatakan pendapat atau berbicara. Kebebasan dalam berbicara atau menyatakan pendapat ini kemudian yang melatar belakangi maraknya aksi-aksi demostrasi yang terjadi dindonesia, dimana aksi-aksi ini disebabkan oleh ketidak puasan masyarakat terhadap pemerintahan baik itu masalah kebijakan, kinerja dan lain sebagainya.
Aksi-aksi demostrasi mengkirtisi pemerintahan di
indonesia banyak dijalankan oleh gerakan-gerakan sosial dari
berbagai kalangan, salah satu kalangan yang paling sering melakukan gerakan
sosial berupa demostrasi adalah mahasiswa, hal ini dikarenakan mahasiswa
memiliki fungsi agent of change atau agen
perubahan, dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan.
Dimana jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu ternyata
salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan yang
sesungguhnya.
Berlandaskan pada kesadaran atas fungsi sebagai agent of change atau agen perubahan maka di indonesia marak sekali
aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa baik dalam rangka mengkritisi kebijakan
pemerintah ataupun menuntuk keadilan. Salah satu contoh gerakan sosial yang
dilakukan oleh mahasiswa yang terjadi baru-baru ini adalah gerakan mahasiswa
yang terhimpun dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI).
Aksi Demostrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh
Indonesia ini merupakan suatu aksi yang bertujuan untuk menyadarkan pemerintah
terkait dengan masalah yang dihadapi bangsa saat ini dan masa depan. Aksi
mahasiswa yang tergolong dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia ini
menurut salah satu situs berita online mulai digelar pada Kamis, 21 Mei 2015
yang dimulai dengan longmarch dari patung kuda Gedung Indosat menuju Istana
Merdeka.
Dalam aksinya ini seluruh mahasiswa menuntut Presiden
Joko widodo menemui mereka untuk membicarakan masalah-masalah yang sedang
dihadapi Bangsa Indonesia saat ini, seperti : harga bahan bakar (BBM) yang
tidak stabil, Pemerintah harus mengambil alih pengelolaan lahan minyak seperti
Blok Mahakam dan Freeport yang akan habis masa kontraknya serta menolak
kebijakan ekonomi yang dinilai mengarah pada liberalisme.
Berdasarkan pada tuntutan mereka tersebut untuk
melakukan dialog terbuka bersama Presiden Republik Indonesia, mereka sangat
berharap bapak Presiden bisa meluangkan waktunya, dan Jika Presiden tidak
memenuhi permintaan tersebut, maka mahasiswa yang tergabung dalam Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) ini akan bermalam di depan Istana.
C.
Ruang
Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
ruang lingkup dalam penulisan ini adalah bagaimana aksi demostrasi yang
dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia jika dikaji menggunakan
persfektif teori sosiologi modern.
D.
Teori
1.
Sistem
Sosial
Menurut
Parson sistem sosial terdiri dari sejumlah aktor-aktor individual yang saling
berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan
atau fisik, aktor-aktor yang mempunyai motivasi dalam arti mempunyai kecenderungan
untuk “mengoptimalkan kepuasan”, yang hubungannya dengan situasi mereka
didefinisikan dan dimediasi dalam term sistem simbol bersama yang terstruktur
secara kultural (Rizer, 2004: 124).
2.
Gerakan
Sosial
Menurut
giddens (2006) gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk mengejar kepentingan
bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama atau gerakan bersama melalui
tindakan kolektif (action collective) diluar lingkup lembanga-lembaga yang
mapan (Wahyu, 2014:335).
Gerakan
reformasi merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa mengubah struktur
dasarnya (Wahyu, 2014:342).
3.
Kekuasaan
Menurut Max
Weber kekuasaan merupakan kemungkinan bagi seseorang dalam hubungan sosial
berada dalam suatu posisi untuk melaksanakan keinginannya sendiri walaupun ada
perlawanan (wirutomo, 2003:205).
E.
Pembahasan
Dalam kehidupan kampus, ada tiga kelompok mahasiswa.
Kelompok pertama, kelompok mahasiswa
puritan yang kehadiranya di kampus hanya fokus pada satu tujuan yaitu belajar,
mengikuti perkuliahan, menimba ilmu pada jurusan yang menjadi pilihannya. Kelompok kedua, kelompok mahasiswa
intelektual yang selain menjalankan tugas belajar sesuai bidang studi yang
dipilihnya. Kelompok ketiga.
Mahasiswa aktivis yang selain aktif mengikuti perkuliahan, melakukan studi
diluar mata kuliah mengenai seluk beluk kehidupan sosial kemasyarakatan untuk
memperluas pengetahuan umumnya seperti mengenai kehidupan sosial politik dan
kenegaraan, juga termasuk melakukan gerakan aksi untuk mengubah keadaan
masyarakat dan negara, umumnya aktif di organisasi kampus, serta melakukan
gerakan massa yang berhadapan langsung dengan pemerintah atau lembaga-lembaga kenegaraan
lainnya (Rudianto, 2010: 16-17).
Gerakan mahasiswa merupakan bagian dari sejarah
pergolakan politik di indonesia yang berlangsung lama sejak zaman kolonial
belanda. Peran pemuda dan mahasiswa khususnya dalam perubahan politik di
indonesia bukanlah sesuatu yang baru, hal ini tergambar dari catatan sejarah
dimana gerakan mahasiswa ini mampu
membangkitkan nasionalisme, sumpah pemuda, kemerdekaan, dan peristiwa-peristiwa
luar biasa lainnya yang terjadi di negeri ini.
Gerakan mahasiswa lahir dalam perjalanan kehidupan
bernegara, sebagai sikap reaktif yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap keadaan
kehidupan kenegaraan yang dianggap timpang, jika dilihat dari sejarah
perjalanan gerakan mahasiswa gerakan mahasiswa ini dimulai pada tahun 1908,
yaitu gerakan mahasiswa melawan kekuasaan kolonial belanda, hingga sekarang
mahasiswa tetap aktif mengkritisi keadaan negeri ini.
Alasan utama munculnya gerakan mahasiswa adalah
adanya peyumbatan dalam penyelenggaraan kenegaraan yang tidak berimbang. Fungsi
pemerintah yang bukan lagi sebagai pelayan rakyat tetapi menjelma menjadi
penindas rakyat. Setelah kemerdekaan bangsa indonesia pada, 17 Agustus 1945
seharusnya gerakan mahasiswa tidak perlu lagi ada, karena negara indonesia
telah diperintah oleh bangsa sendiri. Tapi ternyata, penyelenggaraan negara
tidak luput dari reaksi gerakan mahasiswa hal ini dikarenakan seperti yang
dijelaskan sebelumnya dimana pemerintah yang bukan lagi sebagai pelayan rakyat
tetapi menjelma menjadi penindas rakyat.
Salah satu gerakan mahasiswa yang ada saat ini dan
berjuang mencapai tujuannya yang baru-baru saja rami diberitakan diberbagai
media massa, gerakan mahasiswa tersebut adalah gerakan yang tergabung dalam
Badan Eksekuatif Mahasiswa Seluruh Indonesia merupakan salah satu gerakan yang
di pelopori oleh mahasiswa dimana mahasiswa yang masuk dalam gerakan ini
merupakan gabungan dari Mahasiswa Badan Eksekutif yang berasal dari bebagai
wilayah di indonesia.
Menurut Parson sistem sosial terdiri
dari sejumlah aktor-aktor individual yang saling berinteraksi dalam situasi
yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, aktor-aktor yang
mempunyai motivasi dalam arti mempunyai kecenderungan untuk “mengoptimalkan
kepuasan”, yang hubungannya dengan situasi mereka didefinisikan dan dimediasi
dalam term sistem simbol bersama yang terstruktur secara kultural (Rizer, 2004:
124).
Berdasarkan pendapat parson diatas pemerintahan
merupakan salah satu sistem sosial yang ada dimasyarakat yang kehidupannya di
kendalikan oleh sejumlah aktor-aktor atau biasa dikenal oleh masyarakat sebagai
pejabat pemerintahan. Pejabat pemerintahan atau orang-orang yang bekerja
dipemerintahan ini merupakan orang-orang yang dipilih oleh rakyat secara
langsung sebagai perwakilan dari rakyat.
Para pejabat atau wakil rakyat ini memiliki tugas
yang sangat berat yaitu membuat kebijakan dan menjalankan, serta mengawasi
kebijakan yang telah dibuat agar kebijakan tersebut bisa benar-benar berfungsi
dan mensejahterakan masyarakat.
Dalam konteks ini para pejabat atau wakil rakyat ini
bisa digambarkan dengan presiden dan seluruh mentri dan pegawai lainnya yang
berada dan bekerja atau mengabdi di pemerintahan.
Menurut giddens (2006) gerakan sosial
sebagai upaya kolektif untuk mengejar kepentingan bersama atau gerakan mencapai
tujuan bersama atau gerakan bersama melalui tindakan kolektif (action
collective) diluar lingkup lembanga-lembaga yang mapan (Wahyu, 2014:335).
Jika berkaca dari pendapat yang diungkapkan oleh giddens diatas tentang gerakan sosial sebagai upaya kolektif untuk mengejar
kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama atau gerakan bersama
melalui tindakan kolektif (action collective) diluar lingkup lembanga-lembaga
yang mapan. Gerakan mahasiswa ini atau bisa disebut sebagai gerakan
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia ini berisikan orang-orang yang berasal
dari berbagai Pengguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta dari seluruh penjuru
negeri yang berkumpul dan bersatu menyuarakan hal yang sama dimana mereka ingin
agar presiden republik indonesia bapak Joko widodo bersedia menemui mereka dan
bisa berdiskusi secara terbuka mengenai pemasalahan yang sedang dihadapi oleh
bangsa indonesia saat ini seperti : harga bahan bakar (BBM) yang tidak stabil,
Pemerintah harus mengambil alih pengelolaan lahan minyak seperti Blok Mahakam
dan Freeport yang akan habis masa kontraknya serta menolak kebijakan ekonomi
yang dinilai mengarah pada liberalisme.
Berdasarkan teori giddens maka tujuan bersama yang
ingin dicapai melalui gerakan mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Legislatif
Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) menurut salah satu perwakilan mahasiswa
Ahmad Khairudin Syam adalah untuk berdialog secara terbuka mengenai pemasalahan
yang sedang dihadapi negeri ini, seperti : Meminta pemerintah untuk mencabut
BBM dari mekanisme pasar bebas dan mengembalikan subsidi BBM, Segera mengembalikan
Blok mahakam dan PT. Freeport untuk kemakmuran bangsa.
Jika dilihat dari bentuk gerakan sosial, gerakan
mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) ini termasuk
gerakan yang berbentuk reformasi, dimana adanya gerakan mahasiswa ini berupaya membantu masyarakat atau sebagai perwakilan masyarakat menyuarakan
masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa indonesia yang tidak bisa
diselesaikan begitu saja dengan mudah. Gerakan mahasiswa ini hanya bertindak sebagai sebuah fasilitator
bagi masyrakat, tanpa berusaha mengubah sistem pemerintahan yang ada. Mengubah
sistem pemerintahan disini bisa berarti banyak hal termasuk melengserkan joko
widodo dari kursi kepresidenan, akan tetapi berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan salah satu perwakilan dari pergerakan Badan Eksekutif
Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) mereka hanya ingin melakukan
diskusi secara terbuka dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Menurut Max Weber kekuasaan merupakan
kemungkinan bagi seseorang dalam hubungan sosial berada dalam suatu posisi
untuk melaksanakan keinginannya sendiri walaupun ada perlawanan (wirutomo,
2003:205).
Berdasarkan teori kekuasaan diatas,
dapat kita kaji mengenai mahasiswa yang melakukan gerakan sosial, mahasiswa
yang melakukan gerakan sosial untuk menuntut presiden agar mau berdialog secara
terbuka membahas permasalahan bangsa, jika dilihat dari teori kekuasaan mahasiswa
ini melakukan suatu tindakan yang disebut sebagai keinginan, hal ini mengingat
mahasiswa sebagai agent of
change, atau agen perubahan. Dimana disini
mahasiswa memiliki sebuah kekuasaan atas fungsinya sebagai agent of change yaitu
merubahnya
suatu keadaan yang sudah tidak sesuai lagi dengan harapan yang sesungguhnya.
Jika dilihat dari harapan yang masyarkat inginkan yaitu kesejahteraan di
berbagai aspek kehidupan, masyarakat indonesia sangat jauh dari kata sejahtera,
hal ini dapat kita lihat dari tingkat kemiskinan yang semakin tinggi, maraknya
kejahatan jalanan atau yang sering di sebut dengan pembegalan, kemudian tingkat
pendidikan anak bangsa yang banyak dibawah standar, dan lain sebagainya.
F.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Mahasiswa
merupakan agent of change atau
agen perubahan, berdasarkan fungsi agent of
change atau agen perubahan, mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan.
Dimana jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu ternyata
salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan yang
sesungguhnya diinginkan dan di idamkan oleh masyarakat.
Gerakan
mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh
Indonesia merupakan salah satu implemantasi dari fungsi mahasiswa sebagai agent of change. Dimana keberadaan
gerakan mahasiswa ini memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu ingin berdialog
dengan presiden republik Indonesia mengenai permasalahan bangsa yang kian hari
kian rumit.
Aksi
mahasiswa yang terhimpun dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh
Indonesia (BEM-SI) ini mendapatkan hasil dimana pada hari senin, 25 Mei 2015 Presiden
Republik Indonesia bersedia melakukan dialog terbuka dengan mahasiswa, dan
membahas permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa.
2.
Saran
Seperti
yang telah dijelaskan mahasiswa merupakan agent
of change dan memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan suatu
bangsa. Akan tetapi sebagai agent of
change mahasiswa tidak hanya dituntut untuk pandai berorganisasi dan
menyuarakan aspirasi rakyat, akan tetapi mahasiswa juga harus bisa mengimbangkan
antara belajar dan berorganisasi.
G.
Daftar
Pustaka
George
Ritzer, Douglas J. Goodman. Teori
Sosiologi Modren. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Rudianto.
2010. Gerakan Mahasiswa dalam persfektif
Perubahan Politik Nasional. Jakarta: PT Citra Mandala Pratama.
Wahyu.
2014. Fenomena Sosial Persfektif
Sosiologi. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo.
Wirutomo,
Paulus. 2003. Pokok-Pokok Pikiran dalam
Sosiologi/David Berry. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.